by Alkhansas

Menilik fashion di masa depan, tidak hanya perihal bagaimana model atau gaya yang terus berkembang namun juga perihal bagaimana fashion berdampak pada diri pemakai dan sekitarnya. Dampak yang dihasilkan seyogyanya positif seiring dengan fashion yang terus berkembang. Dan inilah yang sedang diupayakan oleh beberapa penggiat fashion untuk menciptakan fashion yang berkelanjutan (sustainability fashion). 

Mengutip dari zerowaste.id, mengartikan fashion yang berkelanjutan adalah kegiatan dalam dunia fashion yang mengedepankan nilai-nilai dari berbagai pihak yang terlibat di dalamnya, khususnya pada lingkungan dan kemanusiaan. Ini mengartikan bahwa bagaimanapun bentuknya, keberadaan fashion selayaknya memakmurkan dan meninggalkan kerugian seminim mungkin. 

Margie Untoro, seorang editor majalah mode “Dewi”, mengatakan bahwa sustainability tidak hanya dilihat dari penggunaan bahan, namun juga aspek pembuangan limbah (lingkungan) dan proses memanen bahan baku (kemanusiaan)

Tujuan dari adanya fashion yang berkelanjutan yakni mengubah suatu item fashion bersumber, diproduksi dan dikonsumsi ke arah yang lebih baik dengan menyatukan semua stakeholder pada industri fashion.

Mengapa gagasan “sustainability fashion” ini perlu didukung dan dilaksanakan?

Faktanya, industri tekstil dan pakaian termasuk pencemar lingkungan yang terbesar di dunia. Pencemaran air, perubahan iklim dan sederet isu lingkungan disebabkan oleh pakaian yang kita miliki. 

Bahkan menurut A New Textiles Economy: Redesigning Fashion’s Future, dampak negatif yang ditimbulkan oleh industri tekstil akan meningkat secara drastis di tahun 2050. Jika di tahun 2015 limbah minyak yang dihasilkan dari produksi tekstil hanya sekitar 98 juta ton, maka diprediksi di tahun 2050 akan ada sekitar 300 juta ton limbah minyak yang dihasilkan.

Bagaimana “sustainability fashion” diimplementasikan?

Melihat isu yang begitu besar dari pakaian yang dimiliki, banyak orang di dunia yang kini mulai menerapkan konsep minimalis dalam kepemilikan pakaian mereka, yang dikenal dengan sebutan “minimalist fashion trend”. 

Minimalist fashion trend diartikan sebagai sebuah ekspresi estetika pakaian, alas kaki, gaya hidup, aksesori, riasan wajah, gaya rambut, dan proporsi tubuh dengan penggunaan unsur-unsur sederhana dan terbatas untuk hasil maksimal.

Minimalist fashion tidak bisa dimaknai sebagai kehidupan yang pelit, pakaian yang sedikit, atau itu-itu saja. Namun secara luas diartikan dengan bagaimana kita dapat menjadi pengguna yang bijak terhadap pakaian yang kita miliki atau diproduksi.

Dikutip dari zerowaste.id berikut adalah 6 cara menerapkan fashion yang berkelanjutan untuk kamu sebagai pengguna dengan konsep minimalist fashion trend.

1. Merawat pakaian yang sudah dimiliki
2. Membeli baju baru adalah pilihan terakhir. Terapkan Hirarki Pembelian Kebutuhan sebelum memutuskan membeli pakaian baru
3. Investasi pada pakaian yang berkualitas baik
4. Mengkampanyekan”Who Made My Clothes?”
5. Memilih bahan pakaian alami
6. Membeli dari merek “slow fashion”

Walaupun sepertinya sangat jauh untuk dapat mencapai fashion yang benar-benar berkelanjutan, namun upaya sekecil apapun yang kita lakukan akan dapat menjadi dampak yang besar di kemudian hari. Jadi, tetaplah menanamkan arti fashion di masa depan yakni tidak hanya pakaian yang melindungi kita, namun kita juga melindungi keberlanjutan dari pakaian kita. 

sumber :

https://cultura.id/atas-nama-fashion-kita-menumpuk-limbah

https://noir.web.id/fashion-minimalist/

https://zerowaste.id/zero-waste-fashion/apa-itu-fesyen-berkelanjutan-sustainable-fashion/

https://www.urbanicon.co.id/magazine/margie-untoro-fashion-sustainability/

Editor: Jeany